Potret Sore


Senja turun perlahan melatari tempatmu duduk.
Berdesakan di tengah bis yang melaju perlahan,
kau membuat duniamu sendiri.
Potret yang indah ketika mereka melirik iri akan kenyamanan yang kau hadirkan.
Musik kesukaanmu senantiasa mendampingimu, memenuhi kedua telingamu.
Tak ketinggalan,
novel fantasi tentang "Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh" terbuka elegan di antara jenjang jemarimu.
Namun apakah yang kini kau sedihkan? Kau pikirkan?
Sekedar perjuangan Ksatria yang tak sampai menyentuh Si Putri?
Atau alunan ketegaran "Happy" semata?
Ataukah di balik semua dramamu itu sendiri, kau masih menyimpan dunia lainnya?
(sandarkanlah suara tertahan itu pada pundak surgaku)

Comments

Popular Posts