Terbaik bagi ...

Desakan demi desakan untuk menjadi yang "terbaik" terus membanjiri,,
banyak hal yang dipandang "baik" di depan mata mereka dijadikan standar untuk sebuah karakter seseorang,,
pernakah mereka memikirkan kemungkinan lain akan terjadi,,

luka yang tergores akan selalu diingat seumur hidup,,
bahkan mata akan selalu sembab jika mengingatnya,,

begitu banyak yang mereka minta,,
begitu sering mereka memaksa,,
begitu dalam arti "menjadi terbaik" yang mereka tanamkan,,

semuanya itu tak akan pernah lepas dalam dirinya,,

tak bisa dirinya menyalahkan mereka,,
hanya bisa memaksa dirinya terus menjadi "lebih baik",,

terus
terus
dan terus

hingga titik penghabisan,,
ketidakpuasan dan kegagalan yang ditemukan,,

kehancuran,,

mereka dan dirinya telah membunuh aku,,
aku yang telah tinggal di dalam dirinya,,
yang terus menanti untuk ditunjukkan pada dunia,,
mereka telah menelanku,,

kerendah-diriannya telah merusak detik-detik berharga yang telah terlewatkan,,
dan aku,, dengan kesendirianku,, harus berjuang keras membangkitkan dirinya,,
aku akan kembali mengingatkan dirinya untuk "membuat yang terbaik",,
"yang terbaik" bagi dirinya sendiri,,
"yang terbaik" di mata penciptanya,,
bukan "yang terbaik" di mata orang yang miring hatinya.

Comments

Popular Posts