Aku, Ibuku, Masa Depanku

'surga di telapak kaki ibu'

Itulah yang sering digumamkan para makhluk pecinta sosok seorang ibu.
Sukanya mereka saat pertama kali tahu bahwa dikaruniai buah hati.
Dukanya dikala mereka harus merasakan kesakitan, kecapaian, badan yang melar, hanya karena kita. Buah cintanya.

Sungguh berbahagialah kalian yang percaya akan betapa besarnya peranan seorang ibu bagi hidup kita.
Tanpa ia yang sabar, maka kita tak akan menjadi seorang pribadi yang layak di mata masyarakat seperti ini.

Namun...

Pernakah terlintas di pikiranmu bagaimana kehidupan tak berjalan seindah yang di buku cerita dan dongeng-dongeng?

Bukalah matamu,
masih banyak saudara kita, teman kita, tetangga kita, orang-orang yang berada di luar sana, tak mengenal sosok ibu seperti yang kita puja.

Mereka tak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu.
Mereka tak pernah mengenal siapa wanita yang melahirkan mereka.
Mereka tak pernah tahu apakah manusia macam apakah ibu itu.
Mereka tak pernah mengerti bagaimana perasaan ibu mereka mendapati bahwa anak mereka adalah orang seperti ini.

Yang mereka tahu tentang sosok ibu tidaklah sesempurna lukisan Picasso.
Yang mereka tahu hanyalah 'wanita itu' tak pernah menyayangi mereka.
Ia hanya tak mengharapkan kita.
Ia adalah seorang yang telah melakukan kelalaian. Kesalahan terbesar.

Mereka hanyalah bisa berpikir dari sisi yang ia lihat sekarang. Yang ia rasakan. Yang ia tahu. Begitu saja.

Tapi, apakah itu cukup?

Mungkin mereka tak sempurna.
Mereka tak sekuat yang kita harapkan.
Mereka tak sebaik yang kita inginkan.
Mereka hanyalah seorang pengecut. Pengkhianat. Pemaksa. Tidak dewasa.

hello...
adakah ukuran untuk semuanya itu?
Itu hanyalah ukuran dari manusia-manusia yang pernah melakukan hal seperti itu juga.

come on...
Kita dan mereka tak berbeda jauh.
Akuilah itu.
Mereka tetaplah orang tua kita.
Dan ini tak bisa dihindari.
Karena hal serupa muncul bukanlah untuk dihindari.
Hadapi!

Percayalah bahwa ada hal-hal yang kita harus sadari dari sekarang.
Kita dilahirkan agar mereka bisa melihat bagaimana hidup itu seharusnya.
Kita masih bernafas di saat ini, mencicipi pahitnya dunia, menelan semua kotoran kehidupan, karena semuanya itu harus ada yang melewatinya.
Bersyukurlah bahwa kau pernah menelan semuanya ini.
Ini pengalaman berhargamu.
Harta bendamu yang tak akan dimiliki oleh orang lain.
Kau berbeda, karena kau kuat!
Kau kaya, karena kau memilikinya!

Bukan salah ibu mengandung.
Semua terjadi karena ada sebuah 'Tangan Ajaib' yang ingin turut berkarya dalam kehidupan kita.

Masa depan ada di tangan kita -bersama segala yang ada di dalamnya.
Keberhasilan itu terbentuk dari batu loncatan yang kita jadikan dasar.
Jika dari awal tak sekalipun kita bisa menghargai seseorang,
bagaimanakah orang lain akan menghargai kita?

Mulailah dari keluargamu.
Belajarlah dari kehidupan mereka.
Buatlah dirimu menjadi lebih baik.
Semua jalan akan terbuka lebar di saat hati dan pikiranmu terbuka. :)


Katakanlah pada mereka -apapun isi hatimu- selagi bisa.

Comments

Popular Posts