Curhat Si Kecil Berhati Besar

Sebuah Karangan Paskah

Secarik kertas baru yang tampak kusam oleh tetesan air mata itu penuh dengan tulisan seorang gadis kecil. Tulisan yang hanya bisa dibaca oleh penulisnya tersebut meceritakan isi hati kecil nan murni pemiliknya.

"Masih berapa lama lagikah harus kutanggung rasa derita itu?
Mengapa perasaan tak puas yang mereka rasakan harus kurasakan juga?
Bagaimana mungkin perkataan-perkataan mereka terasa lebih menyakitkan dibanding siksaan fisik yang ada?

Setiap kulangkahkan kaki, aku selalu mengingat mereka. Setiap kupandangi hari depan, bayangan mereka selalu mengikutiku. Merekalah yang telah membentukku hingga seperti ini. Mereka memberiku pelajaran-pelajaran keras yang memiliki sisi positif bagi diriku. Jadi, apakah hakku untuk menyudahi setiap ajaran yang mereka berikan?

Tapi itu berat! Semua beban terus diberikan dan harus kukerjakan secepatnya, sedang hari depan yang menungguku harus kutinggalkan sebentar. Mereka telah merebut semuanya. Tenagaku. Pikiranku. Waktuku. Perasaanku. Semuanya. Apakah melayani itu harus sesulit ini? Apakah pengorbanan yang kuberikan terlalu besar? Atau mungkin ini semua masih tak bernilai harganya?

Yah... itu dulu. Kini semua telah berlalu. Tak penting lagi bagaimana perasaanku. Tak penting lagi nilai untuk pengorbananku. Semua pertanyaan dan beban itu telah terbayarkan. Inilah waktu yang tepat bagiku untuk menyembuhkan luka-luka yang telah menggores tubuh ini, terlebih lagi pada jiwa dan hati kecilku. Aku telah belajar banyak dari apa yang kudapat dan dari semua harapan itu. Kini aku hanya bisa berkata, "biarlah kau terus kuat. hai imanku, hai hatiku, hai jiwaku. Meski tubuh pun terasa tak mampu lagi, biarlah yang lain tetap menjadi penopang."

Semua kekuatanku ini berakar ketika segala perkara telah ditebus dengan kasih yang diberikan Sang Penciptaku. Dengan begitu apalah gunanya lagi IA menunjukkan bagaimana arti pelayanan sejati, kekuatan kasih yang tiada duanya, bahkan arti kemenangan abadi itu kepadaku jika luka-luka kecil ini tetap kubiarkan terbuka.

IA sudah terlebih dahulu mengampuniku, mengapakah aku harus berkeras hati lagi bagi orang lain yang tak lebih hina dibandingkanku? Aku ada sebagaimana IA telah mengutusku di tengah kehidupan mereka. Dan tugasku adalah terus menjaga ibadahku kepadaNya. Ibadah yang sejati itu terpancar dari pelayanan yang diberikan pada orang seperti mereka. Seorang pelayan harus terus memberikan hal yang terbaik bagi orang lain demi menunjukkan kesetiaannya kepada Tuan yang sejati.

Aku adalah pelayan. Aku pun akan terus menjaga kasih yang telah kuterima dari IA dan membagikannya bagi mereka yang haus akan kasih.

Terima kasih, Tuhan, lukaku telah sembuh. Aku ingin mereka juga disembuhkan." -Si Kecil


~~Happy Easter 2012~~

Comments

Popular Posts