Jangan Sebut Aku
Tiinnn.... Tiinnn....
klakson mobil yang berlomba menghindari macet;
tak hentinya-hentinya berteriak.
Tiinn... Tongg...
bunyi bel rumah mewah pun;
tak habisnya membangunkan seisi orang di dalam rumah.
Ting-ting-ting-ting
Lonceng sekolah berbisik cempreng;
memaksa siswa-siswi berbaris depan kelas.
Bising.
Tak ada hentinya.
Berulang kali.
Setiap mendengar namamu;
jantung hatiku memompa ratusan kali lebih cepat;
telingaku menjadi tajam setajam silet kecil;
mataku memburu tak tentu arah.
Kenapa? Aku?
Buatlah bunyi-bunyian yang lain,
tapi jangan pernah menyebut namaku.
Kali ini.
Comments
Post a Comment