Distortion

Sesak. Sempit. Tak ada lagi sarat nafas.
Pikiran pergi melalang buana. Sirna.
Yang tak berani kupikirkan.
Yang tak sempat singgah dalam otak.
Yang kujaga agar tak rusak.

Semua yang rapuh.
Takkan kuserahkan kepada semua anak perusak.
Takkan kubiarkan mereka menjejakkan kaki ke atas lapisan hati es yang tipis.
Sedetik pun bisa hancur.

Hanya kejelasan yang kupinta. Dari si empunya.
Bukan dari celotehan mereka.

Kecewa.
Tidak.
Tapi lebih dari itu!
Laksana ditinggal matahari, bintang terpaksa menghiasi malam.

Ini Kesalahanku kedua.
Nurani disiksa kenyataan.
Kenyataan yang harus kutelan.
Bak obat batuk yang pahit.
Kenyataan malah tersangkut di tenggorokan.
Apa aku sudah siap menelannya?

Otherwise, congratulations~

Comments

Popular Posts