Cara DIA Luar Biasa

Terdapat sebuah kisah yang berawal dari seorang Pelari yang sedang berusaha melarikan diri dari kejaran para tentara jahat. Saat itu, si Pelari percaya akan pertolongan Tuhan yang akan menolongnya keluar dari pergumulannya. Dan di tengah pelariannya, ia menemukan sebuah gua batu. Dari dalam gua batu itu, si Pelari memanjatkan permohonan kepada Tuhan agar membantunya. Ia berharap agar Tuhan menutup gua itu dengan batu besar agar para tentara tidak dapat menemukannya.

Namun, apakah jawaban Tuhan?

Ia mengirimkan seekor laba-laba yang membuat sarang di pintu gua. Si Pelari pun tampak tak percaya dengan bantuan yang dikirimkan oleh Tuhan.

Si Pelari semakin panik ketika suara langkah para tentara jahat mulai mendekat. Ia tetap berpengharapan akan datangnya pertolongan yang lebih luar biasa dari Tuhan. Namun, tidak ada yang lain, selain laba-laba yang mulai memenuhi gua tersebut dengan sarangnya.

Hingga akhirnya para tentara jahat pun tiba di dekat gua tersebut. Terdengar teriakan-teriakan tentara yang marah, "ayo, kita cari di gua tersebut!" kata seorang kepada yang lain.
"Tidak," kata Pemimpin dari tentara tersebut, "kita tidak perlu mencari ke dalam gua tersebut."
"Kenapa?" Semua tentara mulai keheranan.
"Lihatlah di sana," si Pemimpin menunjuk pada sarang laba-laba yang menutupi gua tersebut. "Jika si Pelari bersembunyi di sana, maka pasti sarang laba-laba tersebutu akan terkoyak. Tapi lihatlah, sarang itu tidak sobek atau tidak ada tanda-tanda ia lari ke dalam gua tersebut. Mari kita pergi mencari ke tempat lain."

Kali itu pun, si Pelari sungguh heran akan hal yang tak dapat ia pikirkan selama itu. Ia sungguh tidak habis berpikir bahwa hidupnya telah selamat bahkan tanpa batu besar atau senjata dan perlengkapan perang yang dapat memenangkannya. Cukup dengan laba-laba dan sarangnya maka ia pun selamat.

Nilai inti dari kisah ini adalah kita dapat memikirkan bagaimana rencana Tuhan begitu luar biasa, bahkan pengalaman, pikiran, dan usia kita tidak akan cukup untuk menggapai pikiran DIA yang begitu luar biasa.

Di samping itu, kita pun diingatkan kembali akan kebaikan yang sebenarnya selalu berada di sekitar kita. Hanya tergantung pada diri sendiri, apakah mau mensyukurinya atau mengeluh dan meminta lebih. Tetap tanamkan bahwa kebaikan akan selalu beserta kita ketika kita mempercayai bahwa hal yang kita perbuat itu baik adanya dan tidak mementingkan diri sendiri.


Intisari dari khotbah Bpk. Johan Tumanduk, 14 Agustus 2011, LKC 2011
Berdasarkan interpretasi dari Penulis sendiri, sehingga jika ada
ketidaksesuaian mohon dimaklumi.

Comments

Popular Posts